Bubut Noken As
Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk bikin motor kenceng 
 alias menambah performa motor adalah dengan melakukan papas noken as 
atau 
bubut noken as.  Dengan merubah pola, sudut, & tinggi 
noken as maka fungsi buka – tutup klep intake dan exhaust bisa diatur 
supaya sesuai dengan waktu yang diinginkan.  Maka lewat papasan atau 
bubut noken as ini kita bisa mengubah performa motor secara signifikan.
Noken as atau camshaft memang salah satu rahasia korekan motor 4tak. 
 Namun harus dipahami dulu dasar mesin dan filosofi nya mengapa sampai 
kita harus melakukan custom noken as dari sebuah mesin.
Menentukan Busi Yang Tepat
Pemakaian
 busi yang tepat pada mesin akan memberikan performa mesin yang lebih 
baik, namun dalam pemakaiannya, kita harus memperhatikan beberapa faktor
 di bawah ini :
1.
 Suhu lingkungan tempat mesin itu berada. Sepeda motor dalam iklim panas
 dan dingin memberikan radiasi panas berbeda kepada mesin.
2.
 Besarnya kapasitas silinder mesin. Mesin dengan kapasitas silinder 
besar akan memberikan panas berlebih dari pada mesin CC kecil.
3.
 Besarnya perbandingan kompresi serta tekanan kompresi mesin. Semakin 
besar rasio kompresi atau perbandingan kompresi mesin akan memberikan 
panas lebih banyak dari pada mesin dengan rasio kompresi rendah. 
(Standar rasio kompresi motor masal adalah 9 : 1 )
Berikut akan dibahas terlebih dahulu definisi dari busi panas dan busi dingin.
Busi Panas
•busi
 panas adalah busi yang memiliki kemampuan menyerap serta melepas panas 
kepada sistem pendinginan lebih lambat dari busi standarnya.
•busi
 panas ini tidak diharapkan bekerja pada temperatur ruang bakar tinggi, 
bila temperatur ruang bakar mencapai sekitar 850 derajad celcius, maka 
akan terjadi proses “pre ignition”, dimana bahan bakar akan menyala 
dengan sendirinya sebelum busi memercikkan bunga api.
•”pre
 ignition” ini adalah proses yang tidak diharapkan dalam siklus 
pembakaran motor 4 langkah tipe “spark engine” atau mesin dengan 
penyalaan busi.
•kondisi terjadinya pre ignition ini bisa dikatakan “over heating” (pemanasan extrem).
•terjadinya pre ignition ini dapat merusak kinerja dari piston, valve, connecting rod, bahkan crankshaft atau poros engkol.
•warna yang tampak pada busi bila terjadi pre ignition adalah putih pucat, bahkan dalam kondisi terburuk busi bisa meleleh.
Busi Dingin
•busi
 dingin adalah busi yang memiliki kemampuan menyerap serta melepas panas
 kepada sistem pendingin lebih baik atau lebih cepat daripada busi 
standarnya.
•busi
 dingin ini tidak diharapkan bekerja pada temperatur ruang bakar yang 
rendah. Jika temperatur ruang bakar terlalu rendah hingga dibawah 400 
derajad celcius, maka akan terjadi proses “carbon fouling”, dimana bahan
 bakar tidak mampu terbakar habis bahkan gagal pembakaran sehingga bahan
 bakar tadi akan menumpuk pada busi.
•apabila
 suhu ruang bakar semakin rendah, maka terjadi “miss fire” atau 
ketidakmampuan busi membakar bahan bakar akibat suhu mesin tidak ideal.
•penumpukan
 endapan karbon ini semakin semakin lama akan menyebabkna tumpukan kerak
 karbon yang lama kelamaan menjadi keras dan akibatnya menjadi sumber 
panas kedua (arang) setelah busi dan hal inilah juga yang menyebabkan 
gejala “detonasi” atau “knocking” atau ledakan kedua setelah busi 
memercikkan bunga api.
•gejala
 “detonasi” ini adalah proses pembakaran yang tidak diharapkan untuk 
mesin “spark engine”. Detonasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada 
piston.
•terjadinya “carbon fouling” ini dapat mempercepat umur pakai busi.
•warna yang tampak pada busi bila terjadi “carbon fouling” adalah hitam kering.
Oleh
 sebab masalah-masalah yang timbul diatas, maka perlunya memilih tingkat
 panas busi yang sesuai dengan kebutuhan sepeda motor kita.
Memilih
 tingkat panas busi dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa faktor 
yang paling dominan dalam memilih tingkat panas busi adalah
1. Suhu lingkungan tempat mesin atau sepeda motor anda berada.
Untuk
 daerah dengan cuaca iklim yang lebih dingin, seperti daerah pegunungan,
 dataran tinggi. Maka direkomendasikan memakai tingkat panas busi yang 
lebih panas.
Pemakaian busi dingin akan menyebabkan terjadinya “carbon fouling” (penumpukan carbon). Mesin akan susah hidup.
Untuk
 daerah dengan cuaca iklim lebih panas, seperti dataran rendah, 
perkotaan dengan tingkat populasi tinggi, maka direkomendasikan 
menggunakan tingkat panas busi yang lebih dingin. Memakai busi panas 
pada kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya “pre ignition” (pembakaran
 dini) dapat menyebabkan part mesin jadi cepat aus.
2. Besarnya kapasitas silinder (CC)
Untuk
 mesin dengan kapasitas silinder besar (>160), direkomendasikan 
menggunakan busi dingin. (Standar 22 denso dan 7 ngk) (pembacaan kode 
busi ada di materi bawah).
3. Besarnya rasio kompresi dan tekanan kompresi
Mesin
 high performance dengan rasio kompresi tinggi (diatas 10:1) dan tekanan
 kompresi tinggi (>1500kPa) direkomendasikan menggunakan busi type 
dingin.
4. Desain high performance & high speed engine
Mesin
 yang dirancang untuk kebutuhan balap, kompetisi sangat direkomendasikan
 memakai busi dingin. Pemakaian busi panas akan menyebabkan pre 
ignition, detonasi berat yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada 
katub, piston, connecting rod dan crankshaft.
Contoh
 motor Honda CS1 type busi dingin U24ESR9, bila motor di bore up hingga 
150cc type race maka di ganti busi yg lebih dingin U27ESR9.
Semoga info ini dapat membantu anda mengerti dan memilih busi yang tepat bagi motor anda.
Busi merupakan suatu sarana atau alat bagian dari sebuah sistem pengapian pada 
motor bakar
 yang digunakan untuk menghasilkan energi percikan bunga api dan 
kemudian percikan ini digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan 
udara di dalam silinder pada akhir langkah kompresi pada sebuah siklus 
mesin 4 langkah.
Pemakaian busi yang tepat pada mesin akan memberikan performa mesin 
yang lebih baik, namun dalam pemakaiannya, kita harus memperhatikan 
beberapa faktor diantaranya:
1. Suhu lingkungan tempat mesin itu berada. Sepeda motor dalam iklim 
panas dan dingin memberikan radiasi panas berbeda kepada mesin.
2. Besarnya kapasitas silinder mesin. Mesin dengan kapasitas silinder
 besar akan memberikan panas berlebih dari pada mesin CC kecil.
3. Besarnya perbandingan kompresi serta tekanan kompresi mesin. 
Semakin besar rasio kompresi atau perbandingan kompresi mesin akan 
memberikan panas lebih banyak dari pada mesin dengan rasio kompresi 
rendah.